Rabu, 22 April 2009

Kritik Film

TUGAS UAS
SINEMATOGRAFI
MENGKRITISI FILM

“DENIAS”
(Senandung di Atas Awan)




Disusun oleh:
SEPTINDA AYU PRAMITASARI
05220284
III / F



JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2007
DENIAS
“Senandung di Atas Awan”

Judul Film : Denias “Senandung di Atas Awan”
Sutradara : John de Rantau
Produser : Nia Zulkarnaen
Ari Sihasale
Penulis Skenario : J. Nyangoen
Monty Tiwa
Pemeran : Ari Sihasale
Nia Zulkarnaen
Marcella Zalianty
Albert Fakdawer
Michael Jakarimilena
Pevita Eileen Pearce
Mathias Muchus
Audrey Pailaya
Tanggal Rilis : 19 Oktober 2006
Durasi : 110


1. Sinopsis Cerita :
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak seorang petani suku pedalaman Papua yang bernama Denias yang diperankan oleh Albert Fakdawer. Semangat dan keinginan sekolah selalu bergejolak di batin dan pikirannya. Hidup Denias dibayangi kesedihan semenjak kematian ibunya dalam sebuah tragedi kebakaran. Namun semangatnya untuk belajar tidak pernah pupus.
Kemudian berangkatlah Denias ke kota untuk menggapai cita-citanya sekolah. Tetapi sampai di kota Denias harus menemui kenyataan pahit, sekolah fasilitas hanya untuk anak kepala suku. Denias tidak menyerah sampai akhirnya dia bertemu dengan Bu Guru Sam yang diperankan oleh Marchella Zalianty yang membantu Denias masuk sekolah fasilitas tersebut.
2. Kekuatan Cerita :
Film “Denias” sangat terlihat menarik untuk menjadi hiburan sekaligus memberikan nilai pendidikan walaupun dasar ceritanya sangat sederhana. Dapat dilihat dari cerita yang diambil dari kisah nyata seorang anak yang ingin sekali mendapatkan pendidikan di sekolah Fasilitas, dengan usahanya yang sangat gigih akhirnya dia mendapatkan apa yang di cita-citakan. Peran yang dilakoni oleh Denias yang membuat kekuatan cerita ini semakin kuat. Gaya bicara dan tingkah laku Denias menceritakan dengan jelas kehidupannya dan kebudayaannya. Jadi kita dapat sekaligus belajar dari film tersebut tentang kebudayaannya dan kehidupan di pedalaman Papua.
Dalam Film “Denias”, cara penyampaian pesan kepada penonton sangat menarik. Film ini lebih bertemakan pendidikan. Dapat dilihat dari segi tema yang diangkat dan jalan cerita yang digambarkan sangat sederhana, sehingga kita sebagai penonton lebih mudah memahami dan mengambil kesimpulan dari film tersebut. Cerita film ini memberikan pendidikan yang baik bahwa untuk ingin menjadi orang berhasil harus berjuang mendapatkan pendidikan.
Kekuatan dalam film tersebut juga terletak pada keasliannya kehidupan suku pedalaman Papua. Cerita tersebut di gambarkan secara jelas kehidupan di suku pedalamannya dari kebudayaannya. Contoh dalam tersebut di gambarkan anak yang sudah beranjak dewasa diwajibkan memakai koteka dan setelah upacara pemakaian koteka tersebut dipisahkan tempat untuk laki-laki dan perempuan, dan juga dalam upacara beberkabung di Papua suami yang ditinggal meninggal oleh istrinya jarinya dipotong untuk menandakan bahwa suami itu duda dan tradisi mandi Lumpur, dll. Dan seluruh setting dilakukan di pulau Cendrawasih itu. Sehingga benar-benar nampak ciri khas budaya di suku pedalaman Papua.
3. Apresiasi dan Kritikan berdasarkan pendekatan structural
a. Struktur Film :
· Struktur Intrinsik :
Tema yang diambil oleh cerita itu tentang film pendidikan, yaitu perjuangan seorang anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan usaha yang dia lakukan sehingga dapat mendapatkan sekolah gratis. Lain dengan tema yang diangkat oleh kebanyakan film sekarang kalau tidak film horror ya film percintaan, film “Denias” ini mengangkat pendidikan menjadi tema dalam cerita tersebut. Menurut saya film ini sangat bagus ditonton untuk semua kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja, ataupun dewasa. Amanat yang disampaikan banyak sekali dalam film “Senandung di Atas Awan”, yaitu memberikan semangat yang luar biasa dari seorang anak papua untuk sekolah kepada kita, dan memberikan semangat untuk memperjuangkan apa yang kita inginkan. Alur ceritanya menggunakan alur maju, karena ceritanya runtut dari Denias mendapatkan pendidikan di puncak jayawijaya sampai mendapatkan pendidikan sekolah di kota. Di tambah dengan tokoh-tokoh karakter yang diperankan dalam film tersebut menjadi kekuatan dalam cerita tersebut. Sudut pandang cerita film “Denias” berdasarkan kisah nyata seorang anak pedalaman Papua yang bernama Janias yang mempunyai semangat tinggi untuk mendapatkan pendidikan dan sekarang Janias kuliah di Australia. Penempatan setting sangat bagus karena tema yang diangkat tentang anak suku pedalaman Papua, sangat sesuai dan bagus sekali karena lokasi film tersebut dilakukan di kepulauan Cendrawasih. Gaya cerita tersebut di tampilkan dengan jiwa penuh semangat walaupun banyak halangan yang terjadi untuk mencapai semua yang diinginkan tetapi kesenangan akan usaha yang diraih menjadi ending film tersebut.
· Struktur Ekstrinsik :
Di dalam film “Denias” Senandung di Atas Awan bisa dilihat dari budaya yang ditampilkan dalam film tersebut. Seluruh penyampaian film tersebut tidak lepas dari budaya yang berada di suku pedalaman Papua. Dimana saat upacara koteka dilaksanakan dan setelah pemasangan koteka diadakan pisah rumah antara laki-laki dengan perempuan, dan juga upacara berkabung setelah meninggalnya istri diadakan upacara pemotongan jari dan mandi Lumpur. Dan penjabaran kehidupan dipedalaman papua yang sangat keras, penuh dengan kepolosan orang orang desa Wamena karena kurangnya pendidikan. Sangat bisa kita lihat dalam film ini. Kita bisa menjadikan film ini sebagai hiburan sekaligus pembelajaran.
b. Tekstur :
Film Senandung di Atas Awan, memperlihatkan sisi kehidupan papua yang benar-benar masih murni suku pedalaman. Dapat dilihat dari kostum, Penduduk asli pedalaman masih di tunjukan dengan pakaian adat Papua, masih menggunakan koteka walupun sebagian sudah mengenal pakaian penutup. Tapi di dalam film ini benar-benar tidak merubah adat kebiasaan orang pedalaman disana, rumah adat desa Wamena, logat bahasa juga sangat kental sekali. Sehingga film ini terlihat benar-benar murni. Ilustrasi Musik yang dipakai sekaligus soundtrack film ini dinyanyikan langsung oleh Albert pemeran Denias. Lumayan bagus sesuai dengan isi film tersebut, kesan dramatik lumayan muncul dalam film tersebut tetapi sedikit terlalu berlebihan dalam film tersebut, tidak ada penyesuaian terhadap visualisasinya. Dalam film ini tidak banyak menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang sulit ataupun teknologi-tegnologi yang menghasilkan imajiner yang tinggi. Teknik pengambilan gambar lumayan bagus saat seluruh wilayah kepulauan Cendrawasih di tampilkan seluruhnya sangat bagus. Dan pengambilan gambar di sekitar desa di pedalaman itu sangat bagus. Dalam film ini benar- benar ingin menonjolkan keindahan kepulauan Cendrawasih.
c. Makna berdasarkan bentuk dan isi :
Film yang bercerita tentang perjuangan seorang anak Papua yang bernama Denias yang dengan segala macam cara mencoba untuk meraih pendidikan yang layak. Cerita ini di ambil dari seorang pribumi asli yang bernama Janias. Film ini tidak hanya sekedar sebuah film tetapi juga bisa menjadi inspirasi untuk mengambil keputusan apa yang terbaik buat hidup. Dan memberikan semangat juang yang tinggi untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Dan memberikan semangat untuk meperjuangkan apa yang kita inginkan. Film DENIAS “Senandung di Atas Awan” adalah sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku dengan dunia pendidikan di Indonesia. Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri kita ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal. Sehingga menyebabkan banyaknya anak-anak yang mempunyai keinginan untuk sekolah yang besar putus di tengah jalan karena adanya latar belakang keluarga.
5. Penilaian
Berdasarkan teori Relativitas oleh Benard Heyl, menyatakan bahwa konsep yang memberikan persepsi tentang keunggulan atau kelemahan tentang sesuatu. Dari teori tersebut saya dalam mengamati dan mengkritisi film DENIAS “Senandung di Atas Awan” menurut saya ada beberapa kelemahan dan keunggulan dalam film tersebut. Baik dari segi teknik pengambilan gambar atau segi penyampaian pesan atau tekstur dan unsur-unsur lain yang mempengaruhi hasil film tersebut. Keunggulan film DENIAS “Senandung di Atas Awan” adalah dari tema yang diangkat adalah pendidikan. Ini memberikan nilai positif dari film tersebut, karena sangat sedikitnya film pendidikan yang di angkat dengan kenyataan sekarang yang maraknya film horror dan cinta yang di angkat menjadi tema. Film DENIAS ini bisa dijadikan contoh sebagai produser-produser lain agar tetap menjalankan nilai pendidikan dalam film mereka. Sedangkan kelemahan dari film ini adalah karena ceritanya sangat sederhana dan penyampaiannya sangat monoton. Kadang membuat orang malas untuk menonton walaupun tema yang di angkat bagus. Karena banyaknya saingan film-film komersil lainnya yang lebih menarik daripada yang hanya sekedar film pendidikan ini. Sekarang bagaimana caranya film pendidikan bisa dikemas dengan penyampaian yang sangat menarik dan tidak monoton. Dan berdasarkan teori Critical Singularism oleh Beardsley menyatakan bahwa setiap karya seni mempunyai kekhususan yang tidak dipunyai yang lain dan kekhususan itu menjadi “Khas”. Di dalam film yang di produseri oleh Ari Sihasale mempunyai cirri khas sendiri. Yaitu mengangkat tema-tema pendidikan untuk dijadikan karya seni mereka. Karena mereka ingin mengungkap keadaan pendidikan di Indonesia sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar